Petugas satuan pengaman (satpam) kebanyakan memang laki-laki. Tak banyak perempuan yang mau menekuni pekerjaan yang lumayan berisiko itu. Namun, Imaniyah Risqy justru mantap memilih pekerjaan itu. Menurut dia tantangan dari pekerjaan itu justru sangat menguji mental. Dia enjoy dengan situasi tersebut.
Dara kelahiran 7 Desember 1992 ini juga tidak minder. "Ngapain minder. Kalau saya justru bangga," katanya dengan nada tegas.
Mengenakan kostum satpam, kata dia, justru membuatnya semakin percaya diri (PD). Sebab, mengesankan dia sebagai perempuan yang punya kekuatan.
Dia juga mantap mengenakan jilbab. Sehingga, penampilan Riris boleh dibilang agak beda dengan perempuan lainnya. Namun, bagi Riris, tidak ada yang perlu diresahkan dengan penampilannya itu. Orang yang melihat dirinya aneh, menurut dia, justru orang itulah yang aneh. Sebab, dia merasa tidak ada yang salah dengan penampilan dan pekerjaannya.
Lantas, bagaimana putri pertama pasangan Rahmansjah dan Ainun Zariyah ini akhirnya memilih menjadi seorang satpam? Ceritanya cukup panjang. Riris juga mengaku jika awalnya sempat ditentang kedua orang tuanya. "Ssetelah saya nekat, ortuku akhirnya rela. Asalkan kerjanya halal," tambahnya.
Mulanya, dia memilih mendaftar sebagai satpam karena tidak punya pekerjaan. Iseng-iseng gadis lulusan SMAN 3 Lumajang ini bersama sejumlah temannya ikut sebuah pelatihan. Yakni pelatihan pendidikan dasar (Diksar) Gada Pratama. Yakni pelatihan yang merupakan pelatihan dasar wajib bagi calon anggota satpam.
Pelatihan selama dua pekan itu memberikan banyak materi tentang dasar-dasar menjadi seorang satpam. Sehari mengikuti pelatihan, Riris tertarik. Perempuan asal Tempeh ini kemudian fokus menyelesaikan pelatihan tersebut.
Mulai materi seputar satpam, interpersonal skill; etika profesi; tugas pokok, fungsi dan peranan satpam, bela diri dan fisik dia tekuni serius. Sejak pelatihan itu, Riris merasa pas dengan keinginannya. Akhirnya dia lolos dengan nilai yang bagus.
Baru kemudian, dia ditempatkan di Pabrik PT Sampoerna. Tidak terlalu lama bekerja disana karena dia harus bernasib sama dengan ribuan karyawan lainnya terkena PHK akibat perusahaan gulung tikar.
Tidak ingin menganggur, Riris mendaftar ke BRI cabang. Dia diterima. Dan sejak lima bulan terakhir, dia berpindah ke kantor BRI Cabang Lumajang Jalan Alun-alun Selatan. Sampai saat ini, Riris menjadi satu-satunya satpam perempuan di bank tersebut.
Kesehariannya, sejak pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB dia stand by di pos satpam BRI. Setiap ada kendaraan costumer datang, dia bergegas berdiri dan mengatur parkir. Layanan lain seperti membantu costumer dan mengatur jalan ketika ada kendaraan mau keluar masuk juga dia lakukan.
Tak sedikitpun terlihat canggung. Riris cukup PD. Padahal tidak jarang juga orang yang menggodanya. "Iya, banyak yang nggoda. Tapi menurut aku itu wajar saja sih," tambahnya.
Jika menggodanya kelewatan, Riris mengaku tak segan-segan angkat tongkat satpam yang dia pegang. Jika sudah begitu, siapapun yang menggodanya pasti akan lari. "Padahal saya Cuma menggertak," katanya, tertawa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Imaniyah Risqy: Jadi Satpam, Siapa Takut"
Posting Komentar