Pasangan Dr H Sjahrazad Masdar MA dan Hj Supadmi
Cukup simpel; Do The Best. Prinsip itulah yang menginspirasi hidup Dr H Sjahrazad Masdar, MA. Apapun dia akan mengerjakan yang terbaik. Termasuk ketika memutuskan menjadi seorang birokrat. Sejak awal diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dia sudah membulatkan tekad untuk mengabdi sepenuhnya kepada masyarat. Sifat disiplin, pekerja keras dan pengabdian total, mengantarkan Sjahrazad mendapat kepercayaan dari masyarakat Lumajang.
Dia meloncat dari seorang birokrat menjadi pejabat politik: Bupati Lumajang.
Bagi Sjahrazad, Lumajang adalah separuh hidupnya. Meskipun Sjahrazad Masdar sendiri sebenarnya bukan kelahiran Lumajang. "Kalau bapak bukan dari Lumajang. Saya ini yang asli Lumajang," kata Supadmi Masdar, istri Bupati Lumajang tersebut.
Kerja keras dengan pengabdian tinggi kepada masyarakat sudah dilakukan sejak dia muda. Karir Masdar dibangun dari bawah. Mulai dari PNS kelas rendah, kemudian beranjak menjabat sebagai seorang camat.
Nah, sejak menjabat sebagai Camat Tempeh itulah, keinginan Sjahrazad Masdar untuk mengabdi sebagai Bupati Lumajang semakin kuat. Kekuatan itu muncul saat dia dilantik sebagai camat. "Saya bercita-cita jadi Bupati Lumajang," kata Sjahrazad.
Masdar berkisah, saat dilantik menjadi Camat Lumajang, Suwandi, Bupati Lumajang waktu itu melantik berseloroh. "Besok Masdar ini menjadi Bupati," kata Sjahrazad menirukan ucapan Suwandi.
Ucapan Suwandi tersebut, bukan tanpa dasar, Bupati Suwandi menyampaikan semangat itu, karena melihat potensi yang dimiliki Sjahrazad. Saat dilantik, Sjahrazad Masdar sangat berbeda dengan para camat lainnya. Kala itu, Sjahrazad lah satu-satunya camat yang sudah menyandang gelar sarjana.
Sementara camat yang lain, yang dilantik bersama, hanya lulusan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). "Karena itu Bupati Suwandi bilang begitu (Bupati Lumajang). Kalimat itulah yang menjadi semangat tersendiri bagi saya" tambahnya.
Sjahrazad pun semakin mantap untuk mewujudkan tekadnya. Dia pun terus belajar dan menimba pengalaman. Semua itu dilakukan tak lain untuk mewujudkan tekadnya yang sudah bulat.
Sjahrazad pun banyak berkorban untuk meraih cita-citanya itu. Dia semakin total menjadi abdi negara. Memahami seluk beluk agar bisa malayani masyarakat sebaik mungkin di semua lini. Tak heran ketika dia dipindah ke provinsi pun kesempatan itu dia gunakan untuk terus mengasah kemampuan birokrasinya. Karirnya di pemerintah provinsi pun terus menanjak, hingga dia dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Balai Badan Diklat Provinsi. Selama di provinsi, Sjahrazad terus menimba ilmu dan pengalaman. Dia tak henti mengikuti pendidikan baik yang dilaksanakan di dalam negeri maupun di luar negeri. "Pernah ke Australia untuk menimba ilmu di sana," kata Supadmi.
Kehidupan keluarga saat menimba ilmu di negeri kanguru itu sangat jauh dari kemewahan. Hidup sederhana itu tampaknya sebagai bagian dari pengorbanan. Hal itu ditempuh, tak lain untuk memperkaya khazanah intelektual. "Kami pun hidup sederhana, selama di Australia. Jemput anak-anak kita jalan kaki," kata Supadmi lagi.
Sepulang dari Australia, Sjahrazad banyak mempraktikkan ilmu dan pengalaman yang didapat. Sikapnya yang tegas membuat Sjahrazad Masdar mendapat kepercayaan untuk menjadi Plt Bupati Jember. Tugas itu tidaklah ringan, dibutuhkan orang yang memiliki pendirian teguh untuk menegakkan aturan. Lebih-lebih, ketika itu situasi politik di Jember sedang panas-panasnya.
Tugas itu berhasil dia laksanakan dengan baik. Meski banyak pengorbanan yang harus diberikan oleh Sjahrazad Masdar. Namun pengorbanan yang diberikan itu juga membuahkan pengalaman yang luar biasa.
Hingga Sjahrazad pun ikut dalam kompetisi politik menduduki sebagai Bupati Lumajang. Salah satu pegangan hidup Sjahrazad adalah sekali tandang ke gelanggang pantang pulang sebelum menang. Tekad itu diakui Masdar mengantarnya ke pintu sukses selama ini.
"Saat itu saya juga bertanya ke Bapak, apa yang akan diambil dari Bupati. Apa tidak menjadi penceramah saja. Tapi bapak menjawab bahwa politik adalah hobby-nya. Saya juga tidak bias bicara apa-apa," kata Supadmi.
Masdar memang dikenal disiplin sejak kecil. Didikan orang tuanya mampu membuat pria kelahiran Tanjung Redeb, Berau, Kalimatan Timur itu teguh pada pendiriannya. Selama menjadi Bupati, dia selalu datang paling awal, dan pulang paling akhir.
Kedisiplinan tinggi itu yang sekarang dia berusaha tularkan kepada jajarannya di Pemkab Lumajang. Dia juga memberikan keleluasaan pada bawahannya untuk mengkreasi layanan terbaik kepada masyarakat.
0 Response to "Pasangan Dr H Sjahrazad Masdar MA dan Hj Supadmi"
Posting Komentar