Ngamuk ke Polisi, Malah Diamuk Polisi

Ngamuk ke Polisi, Malah Diamuk Polisi

Pede (percaya diri) boleh-boleh saja. Asal jangan berlebihan lho. Jika kebablasen, dampaknya bisa lari pada diri sendiri. Yang jelas bikin malu, bahkan bisa kena semprot. Seperti yang dialami Cong Kenek, yang kena gampar Pak Polisi.

Siang itu panas sekali. Keringat Cong Kenek drodos mili. Namun demi mengambil sepeda motornya yang kena tilang polisi, meski dalam kondisi berpuasa, Cong Kenek nekat datang ke Satuan Lalu Lintas (Sadantas) Polres Lumajang.

Di pos piket bagian depan, dia langsung lapor untuk menemui Bripka Mat Tasan salah seorang anggota polisi yang menangkap sepeda motornya.

"Saya mau ambil motor saya, Pak Pol. Sudah sebulan belum sempat saya ambil. Mau saya pake berlebaran," ucapnya, polos, pada petugas jaga. Polisi berwajah songar itu hanya mesam-mesem saja.

Namun, karena Cong Kenek gaya bicaranya kementhus dan juga main tuding-tuding ke muka polisi, petugas piket itu agak esmosi. "Kamu ini sudah salah. Kena tilang lagi. Tapi kok wat-megawat gitu sih," katanya sambil melotot.

Cong Kenek mulai mengkerut. Selelah menunjukkan bukti sidang, akhirnya di tunjukkanlah gudang barang bukti sepeda motor hasil tilang.

Lagi-lagi, di dalam gudang Cong Kenek over confident alias terlalu pede. Melihat motor warna merah yang masih mengkilap catnya, dia langsung tunjuk begitu saja. "Motorku abang mbranak lho, Pak," katanya, sambil nuding motor tanpa plat itu.

Bripka Mat Tasan yang sudah pegel dengan polah Cong Kenek langsung mengambil motor itu. Dibawa keluar, dan dicatat sesuai administrasinya. "Wis, ndang mulih-o. Awas kalau melanggar lagi," kata polisi.

Eh, dasar Cong Kenek. Diberi peringatan malah clometan lagi. "Siap, Pak Bos. Delapan enam bos," katanya, sambil nuntun keluar motornya. Karena kontaknya hilang, akhirnya motornya didorong dengan Mat Pelor, temannya.

Sampai rumah di kawasan Sumbersuko, keduanya ngos-ngosan nuntun motor ngadat karena lama nggak dipakai itu. Seandainya tidak puasa, mungkin mereka sudah menghabiskan satu galon air untuk menghilangkan dahaga. Tapi karena puasa, mereka hanya cengar-cengir saja.

Di rumah, Mat Pi'i, anak semata wayang Cong Kenek curiga melihat motor itu. Karena kaca spionnya ada di bagian kanan. "Lho pak, sepedaku spion di kiri, iki kok di kanan," tanyanya.

Cong Kenek kaget. Spontan dia bilang pada Mat Pi'i. "Ah, mungkin dipindah sama Pak Polisi yang galak tadi,” celetuknya. Mat Pi'i tak percaya. Dia langsung mengeluarkan kontak dari dalam sakunya. Dicoba ke sepeda motor yang dibawa Cong Kenek, ternyata tidak klop. "Lha wong bukan sepeda motornya, meski dicoba beribu kali ya gak bisa," katanya.

Cong Kenek nyerah. "Aduh, salah ambil. Ini bukan sepeda motor kita. Pak polisi itu harus dimarahi," ujar Cong Kenek. Tanpa pikir panjang, Mat Pi'i mengajak Cong Kenek kembali ke kantor polisi untuk menukar motor. Setelah lama mendorong, melewati panas terik matahari sampai pakaiannya penuh keringat, anak dan bapak itu sampai lagi di Kantor Satlantas Lumajang.

Apesnya lagi, petugas polisi belum ganti. Polisi yang jaga masih tetap Bripka Mat Tasan, yang pagi melayaninya. Lucunya, Cong Kenek langsung membentak polisi di hadapan anaknya. "Bapak ini gimana. Ambil motornya kok salah. Ini bukan motorku," katanya dengan nada tinggi.

Bripka Mat Tasan yang kaget melihat Cong Kenek kembali menemuinya ikut muntah. "Sampeyan itu gimana, yang milih kan sampeyan sendiri," jawabnya keras.

Cong Kenek yang dibentak kembali nglentruk tak berkutik. Akhirnya semua arahan polisi didengarkan. Cong Kenek disuruh buka bagian mesin untuk melihat nomor mesin dan nomor rangka. Setelah cocok, baru diberikan ke Cong Kenek.

"Ini lho motormu. Motor koyok det-det wae minta yang bagus," ketus polisi. Cong Kenek hanya manggut-manggut. Setelah menandatangani administrasi, dia pulang lagi membawa sepeda motornya. Kali ini, motornya bisa dinaiki. Karena kontak yang dibawa anaknya klop.

Sambil nyengir, dia pun ngibrit begitu saja meninggalkan kantor polisi. Cong Kenek lupa, bahwa Mat Pi'i, anaknya, masih tertinggal di kantor polisi. Oalah, pak.. pak....

0 Response to "Ngamuk ke Polisi, Malah Diamuk Polisi"

Posting Komentar