Le, Sarunge Bapak-e Ojo Diplorotneee..

Le, Sarunge Bapak-e Ojo Diplorotneee..

Bersyukurlah anda jika tidak mempunyai anak yang usilnya minta ampun seperti anak Cong Kenek ini. Saking usilnya, Cong Kenek malu setengah mati khusyu' salat tarawih di sebuah musala.

Kisah konyol ini terjadi di sebuah musala kecil, di wilayah kecamatan Rowokangkung. Ini tak layak ditiru, namun bisa jadi pelajaran, bagaimana mengajak anak kecil ikut salat tarawih.

Malam menjelang Isya itu, Cong Kenek memang sengaja mengajak buah hatinya yang baru berusia 5 tahun untuk ikut salat tarawih. Sekalian ngajari salat. Kebetulan di rumah, Yu Tub, ibunya si kecil tidak ada di rumah.

"Le, ojo nakal yo... nek salat yang bener," kata Cong Kenek, pada si kecil itu.

Karena datang awal, saat tarawih Cong Kenek berdiri di shaf pertama. Sementara anaknya berada di sampingnya. Malam itu, Cong Kenek ingin khusyu' mengikuti tarawih di kampungnya.

Salat tarawih itu awalnya lancar-lancar saja. Namun si kecil yang mulai tak betah menunggu aktivitas ayahnya mulai jenuh. Sikap usilnya mulai muncul. Digelandoti-nya ayahnya saat khusyu' salat, sambil teriak-teriak agar cepat pulang.

Namanya salat, Cong Kenek tetap diam tak merespon sikap anaknya. Sementara jamaah lain (terutama yang ada di shaf belakang) mulai terusik dengan aksi anak kecil itu.

Mungkin karena jengkel melihat ayahnya tidak merespon, anak Cong Kenek kian usil, kopyah bapaknya diambil. Dijambaki rambutnya, lalu dipasangkan lagi (terbalik lagi). Orang-orang di shaf belakang mulai terusik.

"Sttt.. jangan rame. Diam. Bapak salat dulu, ya," bisik Cong Kenek, sambil meneruskan rokaat berikutnya.

Si kecil diam sejenak. Namun tak lama usil lagi. "Paaaak, ayo mulihhhhh. Mimiikkcucuuuu," rengeknya. Cong Kenek tetap terdiam. Dia meneruskan salatnya sampai selesai. Pikirnya, karena anak kecilnya terus usil, dia mau ambil delapan rokaat saja.

Puncaknya, ketika si kecil sudah tak tahan lagi, diplorotkannya sarung bapaknya itu sampek hampir lepas! Kalau saja Cong Kenek nggak menahan ujung sarung dengan tangannya waktu sedekap, sudah pasti sarung akan melorot ke bawah. Karena saking kerasnya sarung ditarik, ujungnya sampek kiwir-kiwir. Untung Cong Kenek masih memakai (maaf) celana dalam alias CD.

Seandainya dia nggak pake CD... (wis, mbuh.. bayangne dhewe). Yang jelas, usai rokaat itu selesai, Cong Kenek langsung membopong anaknya di bawa pulang. Maunya dia salat tarawih, terpaksa tak nutut sampai tuntas.

"Padahal, aku inginnya ambil delapan rokaat saja. Biat cepat," kata Cong Kenek, pada Mad Pi'i, yang ikut tergelak setelah salat selesai.

0 Response to "Le, Sarunge Bapak-e Ojo Diplorotneee.. "

Posting Komentar