Kisah Sopir Angkot

Pagi itu jalanan amat ramai. Orang lalu lalang. Yag berangkat sekolah terlihat buru-buru. Pun para pekerja kantoran dan buruh pabrik. Semua terlihat berpacu mengejar waktu. Setiap angkutan umum yang melintas terlihat full penumpang. Geber gas, kejar-kejaran berebut penumpang.

Seorang ibu-ibu paruh baya tampak berusaha menghentikan angkot yang melintas. Ibu tua itu bersama dengan tiga anaknya. Namun, tak satupun angkot mau berhenti. Penampilan ibu tua itu memang kurang meyakinkan. Bahkan, lebih terlihat sebagai seorang pengemis ketimbang penumpang berduit.

Memang, ada beberapa angkot yang berhenti. Tetapi setiap kali angkot berhenti, tak lama kemudian angkot tersebut jalan lagi. Ibu tua itu tetap berdiri dengan ketiga anaknya. Beberapa kali kejadian tersebut berulang.

Tak berselang lama. terlihat angkot berkecepatan sedang. Penumpangnya sedikit. Sopirnya juga masih muda dengan perawakan putih bersih. "Lewat terminal ya?" tanya sang Ibu. "Iya bu," jawab sopir angkot tersebut. Namun, si ibu itu tidak segera naik. Dia justru berkata jika dia dan tiga anaknya mau naik angkot tapi tak punya ongkos. Tanpa diduga, sopir itu membalas dengan senyum. "Nggak apa-apa Bu, ayo naik aja".

Si ibu tampak ragu-ragu. Sopir muda itu pun mengulangi perkataannya, sedikit lebih keras. "Ayo Ibu. nggak apa-apa. Naik saja."

Singkat cerita, sampai di terminal empat orang penumpang gratisan itu turun. Tak lupa ucapan terima kasih meluncur dari mulut ibu dan tiga anaknya itu. Bersahut-sahutan. Setelah mereka turun, seorang penumpang pria juga turun. Dia lalu menyodorkan uang Rp 50 ribu. Ketika sopir hendak memberikan kembalian, pria itu berkata bahwa uang itu untuk ongkos dirinya serta empat penumpang gratisan tadi. "Terus jadi orang baik ya, Dik" kata pria tersebut kepada sopir angkot.

Posted by Unknown

Tweet