Dan... Gunung Semeru pun Ikut Sewot
Koleng tingkat dewa, membuat Cong Kenek ngawur bikin laporan harian. Dalam hati Pak Bos memang ngomel-ngomel lihat kinerja Cong Kenek hari itu. Namun tak kuat menahan tawa lihat kekonyolan warga Sukodono yang ngguanteng-nya nggak karu-karuan ini.
Swear! Cong Kenek hari itu memang puasa. Mulutnya tampak kering. Matanya sutup seperti kelelahan. Warga Sukodono yang rambutnya biasa mlipis piyak tengah itu tampak loyo saat absen di kantor untuk bikin laporan harian. Kebetulan, hari itu Cong Kenek yang karyawan sebuah perusahaan termasuk top di jalan Veteran Lumajang, membuat laporan khusus soal Gunung Semeru. "Suip, he... kebetulan Gunung Semeru mulai memperlihatkan tanda-tanda akan bergolak lagi," barangkali, pikirnya.
Di depan komputer, dia mulai bekerja keras memeras otak. Matanya seperti coplok menthelengi layar monitor itu. Namun karena kondisinya loyo, pikirannya ngelantur kemana-mana. Berkali-kali dia angop ombo. Sampai-sampai, tulisannya ikut ngelantur.
"Lama tidak terdengar kabarnya. Gunung Semeru mulai sewot. Sebulan terakhir, aktivitasnya sedikit menonjol. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini seolah butuh belaian khusus karena grafis seismograf menunjukkan peningkatan." Begitulah laporan utama Cong Kenek hari itu.
Setelah naskah selesai, sorenya langsung disodorkan ke pimpinannya. Singkat kata, usai buka puasa, Big Bos berkumis tipis berpenampilan perlente itu langsung membaca semua laporan. Baru separo baca, matanya mendelik... "Cooong.. sini," teriaknya. Cong Kenek pun ndepipis mendekat di sampingnya. "Karepmu ki piye. Mosok gunung kok iso sewot. Mulai kapaaan? Nek sewot iki yo buojomuu dewe kae," gamparnya.
Cong Kenek klincutan mendengar amarah Bos-nya ini. Terbata-bata dia menjawab sekenanya. "Sori, bos, waktu nulis saya ngantuk. Aku poso lho, Buoss," timpalnya.
Untung, Bosnya nggak marah-marah amat besar melihat kekonyolan Cong Kenek malam itu. Dia bahkan malah tertawa ngakak membaca kelanjutan tulisan itu. "Oalah, Cong.. Cong... utekmu iki error," katanya lagi.
Sementara Mad Pi'i, rekan seangkatan Cong Kenek yang bertubuh mblobor itu ikut ngompori kekonyolan itu. “Lha iya, Cong Kenek iki cik nemen-e. Mosok gunung kok iso sewot. Sewot iki nang pacar-e kae lho, Gan," timpalnya.
Cong Kenek semangkin klincutan di depan rekan-rekannya. Dia pun ngibrit ke dapur belakang. "Alah, nggawe kopi dulu ah. Ben pikiran seger," katanya. Wakakkakakakakaa...
0 Response to "Dan... Gunung Semeru pun Ikut Sewot"
Posting Komentar