Uenaknya Prasmanan dengan Menu Spesial, Daging Laos

Uenaknya Prasmanan dengan Menu Spesial, Daging Laos

Kemaruk. Inilah sikap jelek Cong Kenek yang tak layak ditiru. Tahu ada acara yang benar-benar romantis (rokok makan gratis) Cong Kenek nyiduk makanan sepuasnya. Dia gak ngurus, rekan lain kebagian ato nggak.

Setelah kerja keras sepanjang hari, Cong Kenek dan teman-temannya, sore itu, dapai kabar baik; undangan syukuran di rumah Mat Tasan, rekan sekantornya.

"Uhuyyy, ini dia. Badan capek trus mangan sing uenaaakk. Top tenan iki," katanya. Mat Pi'i yang sedari tadi selalu kinthil dengan Cong Kenek, hanya manggut-manggut saja. "Tenang, Bro... mangano sak kuwatmu mari ngene," katanya lagi.

Dan sore itu, gerombolan si berat Cong Kenek yakni Mat Pi'i, Yu Tub, Yu Tum, dan Yu Nah pun meluncur ke rumah Mat Tasan untuk memenuhi undangan makan-makan.

Benar saja. Sampai di rumah Mat Tasan, di kawasan Toga, kota Lumajang, tamu-tamu lain sudah banyak berdatangan. Saking banyaknya tamu, menu makanan yang tersedia sudah mulai menipis. Sate gule hanya tersisa beberapa tusuk saja. Demikian juga dengan rawon maupun soto ayam.

Hari itu, Mat Tasan emang punya hajatan syukuran pindah rumah baru. Dia mengundang para tetangga sekitar, termasuk rekan-rekan sekantornya untuk makan-makan.

"Aduh, mak telat," Cong Kenek mulai mengeluh karena melihat makanan menipis. Namun karena sudah kadhung kelaparan, nasi yang ada di bakul langsung disikatnya. Nasi itu seperti di tumplek-blek sehingga piringnya nyaris tak kelihatan (wis jiaaan.. kemaruk tenan). Lalu, diambilnya empal yang ada di mangkuk besar di atas meja. Empat potong daging seperti dendeng sapi disikatnya. Cong Kenek seperti tak peduli, bahwa teman-teman di belakangnya sebenarnya juga perlu makan. "Penting aku wareg," barang kali, guman Cong Kenek.

Dengan lahap, disikatnya nasi plus lauk itu. Telap-telep. Rupanya, sebagai penutup acara makan itu, daging andalan berupa 'dendeng sapi' itu dimakan paling akhir. Tapi, alamaaaak...

"Byuhh.. opo iki," teriak Cong Kenek, setelah menggigit daging dari piring. Ternyata empal yang dikira dendeng sapi itu adalah laos besar yang dijadikan bumbu masakan. Cong Kenek gibras-gibras karena kepahitan. Untung, tak banyak tamu lain yang tahu kejadian itu. Karena kebetulan saat makan Cong Kenek ngumpul dengan kelompoknya sendiri.

Mengetahu hal itu, Mat Pi'i yang sedari tadi (dalam hati) geregetan dengan ulah Cong Kenek, tertawa ngakak. "Makane, ojo kemaruk. Panganan kok sikat kabeh, liyane ra kok umani," dampratnya.

Kuapok koenn... Cong Kenek langsung naruh piring. Setengah malu-malu, dia ngeloyor pergi dengan pura-pura mau ngambil esblewah.

0 Response to "Uenaknya Prasmanan dengan Menu Spesial, Daging Laos"

Posting Komentar