Titik Wulansari, Sempat Kagok dengan Pesantren

Kepemimpinan tidak hanya lihai dilakukan laki-laki. Tetapi juga lihai dilakukan seorang perempuan. Terbukti, banyak perempuan yang menjadi pemimpin suatu lembaga. Ini juga yang ditunjukkan oleh Titik Wulansari.

Titik Wulansari, Sempat Kagok dengan Pesantren

Perempuan kelahiran Cilacap yang kini menetap di Lumajang ini, terbilang sukses melakukan peran sebagai kepala sekolah. Namun ternyata dalam perjalanannya, dia harus melakukan adaptasi yang luar biasa. Ini karena basic pendidikannya bukan dunia pesantren. Tak heran jika dia sempat gugup ketika mempinpin MA Darun Najah. "Semuanya memang perlu adaptasi. Dan apatasi itu sebenarnya sudah saya lakukan sejak saya jadi guru," kata perempuan yang akrab disapa Tiwul ini.

Di sekolahan yang terletak di Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Tiwul mengaku tak langsung memaksakan ide-idenya. Dia mengaku harus belajar apalagi dia awam dengan sekolah yang semua siswinya perempuan itu. "Namun semangat saya untuk memajukan pendidikan, khususnya perempuan, sudah menjadi tekad saya semenjak kuliah," aku perempuan yang sempat menempuh kuliah di Jogja ini.

Perempuan yang juga aktivis pengajian ibu-ibu RW di Klojen, Lumajang ini mengungkapkan, menjadi wanita harus punya percaya diri yang kuat sekaligus berani. "Berani dalam artian yang sesuai kodratnya," terangnya.

Bekal tersebut, lanjutnya, menjadi dasar untuk perempuan melangkah merangkai masa depannya. Dia mengatakan, ibunya pernah memberi wejangan bahwa seorang wanita harus berilmu dan menjadi wanita karir (berpenghasilan). Namun tujuan tersebut bukan niatan untuk mengungguli sang suami. "Hanya sebagai jaga-jaga. Sehingga tidak mudah direndahkan," ungkapnya.

Lantas semangat itu, ditularkannya kepada seluruh muridnya. "Walau di pesantren salaf, namun pemikiran ke depan harus cemerlang," ungkapnya. Seperti cita-cita yang tinggi untuk meneruskan pendidikan dan juga prestasi, selalu ditekankannya untuk seluruh murid.

Tekad itulah yang kemudian menjadikan istri Agus Salim itu, dipercaya yayasan sebagai kepala sekolah. Kepercayaan itu tidak disia-siakannya. Dirinya mengusahakan bagi lulusan terbaik dan anak yang berprestasi menonjol didorong terus untuk kuliah. Hingga dirinya sendiri yang mengantarkannya ke tempat perkuliahan.

0 Response to "Titik Wulansari, Sempat Kagok dengan Pesantren"

Posting Komentar