Tenang Bro.. Itu Baunya Kandang Ayaaamm....
Pagi-pagi dapat tugas antor kadang memang menyebalkan. Jika biasanya lagi enak-enak tidur kali ini Cong Kenek harus keliling mengantarkan barang ke relasi. Untuk mengusir kesal, Cong Kenek pun berulangkali berulah di mobil.
Sms dari bos itu benar-benar membuat Cong Kenek, 30 ,warga Jatiroto sewot. Tak henti-hentinya dia menggerutu. Pasalnya, dia bersama Mat Tasan ditugasi sang bos untuk mengantar barang dan harus berangkat jam tiga pagi. Sudah begitu dia di-deadline harus selesai sebelum matahari terbit. "Tolong pukul lima pagi sudah beres semua. Pakai mobil saya saja nggak papa yang penting nyampek. Ini penting. Kontak saya titipkan security," begitu SMS penutup dari sang bos.
Karena ini perintah bos besar, Cong Kenek dan Mat Tasan, 37, tak bias menolak. "Wis besok pagi kita ketemuan di kantor jam tiga thet. Jangan molor kalau barang telat bisa kena damprat kita," SMS Cong Kenek kepada Mat Tasan yang langsung dijawab siap.
Tepat pukul 03.00 esok paginya, mereka berdua sudah ready. Mat Tasan berseragam bak orang Eskimo karena cuaca pagi itu memang dingin sekali.
Sementara Cong Kenek tampak gagah dengan jaket impor yang dibelinya di pasar babebo. Usai memasukkan barang-barang yang hendak didistribusikan, mereka pun langsung tancap gas. Innova putih milik juragan itu sekarang berubah jadi mobil delivery.
Di dalam mobil mereka tak henti-hentinya ngrasani sang bos. Sebab, tugas pagi itu di luar kelaziman. Ceritanya, perusahaan tempat Cong Kenek dan Mat Tasan bekerja keliru mengirimkan barang ke konsumen. Padahal, barang-barang itu harus sudah siap pagi harinya. Cong Kenek dan Mat Tasan ketiban sampur. Sopir dan petugas yang biasanya bertugas sedang ada job luar kota. Jadilah Cong Kenek dan Mat Tasan yang harus menggantikannya.
Untuk mengusir bosan dan ngantuk, ada saja canda tawa. Hingga, jelang pukul lima pagi, tak terasa kerjaan pun beres. Kedua karyawan perusahaan swasta itupun merasa lega. "Beres wis. Tinggal pulang sambil menikmati mobilnya bos. Kamu gantian nyopir Cong. Masak dari tadi aku terus," kata Mat Tasan. Cong kenek langsung menyahut, "Wuoke..."
"Pelan-pelan saja yo, itung-itung hari ini kamu jadi bos aku sopire," kata Cong Kenek sambil memilih channel lagu di audio mobil. Lagu dangdhut koplo pun terdengar. "Weleh... juragan kita ini ternyata seneng koplo pisan yo. Gayane ae kalau di kantor suka muterin jazz, nggak tahunya.... podho ae karo awak dhewe...," kata Cong Kenek sambil cekakakan.
Namun, Cong Kenek mendadak merasa kesal melihat Mat Tasan. Dia yang dari tadi nyerocos ternyata ditinggal mendengkur oleh Mat Tasan. Dia pun mulai usil. Dia tepuk-tepuk perutnya dan bruuut... Angin itu keluar dengan lancar. Cong Kenek mencium bau tak sedap. Tapi, tak demikian halnya dengan Mat Tasan. Dia masih saja ngorok. Bau itu sama sekali tak mengusiknya. Cong Kenek makin kesal.
Dia pun semakin usil. Dia lock semua kaca jendela dari panel dekat sopir. Tujuannya, agar Mat Tasan nanti tak bisa sembarangan membuka jendela. Dan... bruuttt... bruttt... Tangan kiri Cong Kenek langsung mengepal di belakang pantatnya. Sejurus kemudian tangan itu sudah menari-nari di depan hidung Mat Tasan. Bak dirigen, Cong Kenek terus mengumbar bau di depan hidung Mat Tasan. "Rasakno kooon... Masak aku mbok tinggali turu," gumamnya.
Mat Tasan pun terbangun. "Oi... Baunya kok nggak enak ini opo Cong," katanya sambil menyedot udara keras-keras dari hidungnya. Refleks dia pun berusaha menekan power window Innova putih itu. Namun, usahanya sia-sia karena Cong Kenek sudah me-lock tombol itu sehingga hanya bisa dibuka dari jendela kanan sopir. "Wis tenang saja, jangan dibuka jendelanya, baunya tambah masuk nanti. Itu bau kandang ayam di luar sana," kata Cong Kenek cekikikan.
Mat Tasan yang baru bangun dari tidur penasaran. Untuk memastikan bau, dia celingak-celinguk sembari menyedot udara keras-keras. Srut... sruut.... "Aseeeem... Dudu! Dudu bau kandang ayam ini. Entutmu... iki ambune entutmu. Kurang ajiaaarrr!" Mat Tasan ngamuk-ngamuk.
Tangannya pun kembali reflex berusaha membuka jendela. Namun, upayanya itu lagi-lagi sia-sia. "Apes jendelanya macet. Ini mobil anyar tapi jendelanya rusak," katanya sambil menutup hidungnya dengan tangan. Mat Tasan nggak sadar kalau tombol power window sudah di-lock oleh Cong Kenek. Alhasil... pagi itu dia harus kenyang sarapan kentut Cong Kenek.
0 Response to "Tenang Bro.. Itu Baunya Kandang Ayaaamm...."
Posting Komentar