Sri Wahyuni: Berhijab Itu Dari Hati, Bukan Mengikuti Fashion

Di kalangan remaja wanita, tren hijab tak lagi asing. Selain berfungsi sebagai penutup aurat, hijab juga jadi tren fashion bagi kaum hawa.

Sri Wahyuni: Berhijab Itu Dari Hati, Bukan Mengikuti Fashion

Bicara soal hijab, Sri Wahyuni punya pandangan tersendiri. "Berhijab tapi pakaian masih ketat, ya percuma," ujar gadis kelahiran Kota Pisang Lumajang yang akrab dipanggil Sri ini.

Di benak Sri, berhijab adalah salah satu anjuran Agama Islam bagi kaum hawa. Dan lebih detail seorang wanita yang berhijab wajib menutup auratnya, kecuali wajah dan telapak tangan.

Soal tren hijab di Kota Lumajang, gadis kelahiran Lumajang 23 tahun silam ini punya pandangan lain. Dia melihat masih banyak hijaber's yang belum sempurna. Hal ini dinilainya dari pemakaian jilbab dengan style yang beragam, namun cara berpakaian yang masih ketat. "Banyak yang sudah pakai jilbab, tapi cara berpakaian masih kayak lepet,” seloroh gadis yang masih aktif di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Lumajang ini.

Istilah lepet yang terlontar dari gadis yang gemar mengenakan gamis ini mengacu pada jajanan pasar berbahan ketan yang dibungkus padat pada janur. Sehingga dia menganalogikan pakaian ketat sama dengan kue lepet.

Di sejumlah kota termasuk di Kota Lumajang, kampanye berhijab seringkah dipopulerkan oleh komunitas hijaber's. Di Lumajang sendiri, Sri sempat mengungkapkan adanya komunitas hijaber's ini. Hal ini dinilai baik dan semakin menggeliatkan pemakaian jilbab dengan tetap menjaga kesan fashionable. Namun yang menjadi titik tekan adalah pakaiannya pun juga harus selaras dengan substansi jilbab yang menutup aurat dan tidak ketat.

Tak hanya soal kampanye menggunakan jilbab, Sri mengungkapkan bahwa dalam komunitas hijaber's para punggawanya juga diberi pelatihan bagaimana cara mendesain jilbab dengan berbagai model. Hal ini seringkali diwujudkan dengan mengadakan semacam clinic jilbab, yang di dalamnya mengulas dan mempraktekkan cara-cara memadupadankan jilbab dan pakaian yang serasi dan bernuansa Islami.

Hal ini dinilainya positif dalam usaha menularkan "virus" mengenakan busana yang kece namun tidak mengesampingkan persoalan aurat.

Sri, mahasiswi Tarbiyah asal Labruk Kidul ini menyampaikan bahwa dalam berhijab seorang wanita tidak bisa dipaksakan. Hal ini agar niat dalam berhijab tersebut benar-benar utuh dan sempurna. Berhijab tak lantas mengikuti jaman. Berhijab menurut gadis tiga bersaudara ini harus benar-benar dari niat. "Berhijab itu dari hati, bukan mengikuti fashion," pungkasnya.

0 Response to "Sri Wahyuni: Berhijab Itu Dari Hati, Bukan Mengikuti Fashion"

Posting Komentar