Dengan berzikir dan mengingat Sang Maha Pencipta, maka hati akan tenang. Prinsip itulah yang membuat Siti Nailurrohmah aktif dalam kegiatan keagamaan. Gadis yang beralamat di Patian, kelurahan Jogoyudan, Kecamatan Lumajang ini selalu menyempatkan diri mengikuti kegiatan DaQu (Darul Quran). Dalam kegiatan itu, dia banyak mendapatkan siraman rohani dan tausiah ke arah positif.
Setiap harinya, gadis yang akrab disapa Nail ini punya dua kegiatan. Selain kuliah di salah satu perguruan tinggi di Lumajang, dia menjadi petugas administrasi di salah satu panti asuhan.
Di sela-sela kesibukannya itulah, dia merasa butuh dan acap menyempatkan untuk aktivitas rohani.
Nail juga mengaku ingin terus mengembangkan kemampuan rohaninya. "Sebab, dari majelis itu saya mendapatkan ilmu yang begitu bermanfaat untuk akhirat," papar gadis kelahiran 23 tahun silam ini.
Nail mengatakan, hal yang sangat mendasar yang diajarkan dalam majelis adalah hormat dan taat terhadap orang tua. Dia mengatakan, pengorbanan orang tua tidaklah terhitung. Mereka sangat gigihnya memperjuangkan anak-anaknya. "Terik matahari dan guyuran hujan tidak menyurutkan perjuangan mereka. Kebangeten kalau kita lupa jasa orang tua kita," kata gadis yang merayakan ulang tahunnya di bulan Maret itu.
Nail menambahkan, banyak hal yang direnungkannya saat mendapat siraman rohani. Seperti halnya bagaimana orang tua mendidik anaknya. Diajuga menegaskan jika kebutuhan rohani adalah hal yang membuat hidup seimbang. Dimana seseorang tidak hanya dijejali pengetahuan umum. Memang, untuk menunjang keberhasilan dunia, dibutuhkan asupan kebutuhan umum. "Namun jika kebutuhan itu tidak diimbangi kebutuhan rohani, maka akan membuat orang muda kufur," tandasnya.
Dia lantas mencontohkan, aktivitas kuliahnya itu adalah jalan untuk menempuh kebutuhan dunia atau umum. Sedangkan kesibukannya dalam majelis DaQu dijadikannya sebagai penyeimbang. Diakuinya, dalam majelis itu, murabbi yang menjadi pembimbing banyak menggali artikulasi alquran yang menuntun kesempurnaan hidup dunia dan akhirat. "Tenteram rasanya jika kita bisa lebih dekat dengan sang Khalik," terang lulusan MAN Lumajang tahun 2010 itu.
Rasa yang membutanya tenteram itu lantas membuatnya semakin getol mengikuti kegiatan-kegiatan sosial. Bahkan dirinya berupaya mengembangkannya pada masjid-masjid di sekitar tempat tinggalnya. "Tepatnya dimasjid Agung Anas Mahfudz saya membuka majelis baru," terangnya.
Gadis berperawakan tinggi itu merasa, pengembangan itu merupakan bagian daripada syiar agama. "Dari pada hura-hura, mending ikut itu to?,” tandasnya.
Dia melihat saat ini banyak remaja yang sudah tidak tertarik lagi dengan kegiatan keagamaan. Tapi, lebih suka mengejar kesenangan semata. Sepeti dirasakannya di berbagai daerah, untuk mengajak remaja dalam kegiatan sosial, saat ini sangat sulit. Butuh perjuangan. Mereka banyak yang memilih untuk mengisi waktunya dengan berbagai gadget dan teknologi sejenis.
Hal itu tentunya sangat ironis. Adanya teknologi memang berdampak pada kebaikan. Namun di sisi lain ternyata juga mengurangi minat untuk memperdalam ilmu. "Ini yang harus dilawan oleh para remaja masa kini. Jangan sampai adanya teknologi, membuat mereka bemalas-malasan," paparnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Siti Nailurrohmah, Terus Perdalam Rohani"
Posting Komentar