Ngos-Ngosan Nuntun Motor Hindari Razia Pulisi

Cong Kenek - Ngos-Ngosan Nuntun Motor Hindari Razia Pulisi

Hari yang nahas. Nasib inilah yang dialami Cong Kenek, belum lama ini. Maunya lepas dari razia Polisi Lalu Lintas (Polantas). Namun setelah upaya itu berhasil, dia malah bernasib lebih apes lagi. Oalaaahh...

Siang itu, Cong Kenek yang seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Lumajang akan menjemput pacarnya. Rupanya, pria 20 tahun ini janjian untuk ngantar pacar barunya, ke Klakah.

Busana terbaik dikenakannya. Baju dimasukkan, rambut pun klimis (piyak sisih). Tak lupa, sebuah jaket kebanggaannya yang bertuliskan almamater kampusnya juga dikenakan. Siang itu, Cong Kenek tampak trendy seperti remaja 2014 sekarang.

"Ini gacoan baru. Penampilan harus oke, dong," batinnya, mungkin saja. Setelah puas menatap tubuhnya sendiri di depan cermin, motor Tiger 2000 distarter-nya. "Ruueeeengggg." Cong Kenek meluncur menjemput sang pacar.

Tapi.... alamaaaak...! sampai di jalan Veteran, Cong Kenek kaget ketika dari kejauhan (tepatnya di sekitar pertigaan Indomaret) ada razia Polisi Lalu Lintas. Cuiiitttt!

"Waduuh, ada tilang. Matiiik aku," gerutunya. Motor Cong Kenek sih emang lengkap. Spion double tetap utuh pada tempatnya. Demikian juga dengan ornamen motor lainnya. Tapi, Cong Kenek nggak punya SIM.

Di depan Bakso Super jalan Veteran, Cong Kenek berhenti. Rupanya, dia berencana balik lagi ke arah barat untuk menghindari razia polisi. Nahasnya, dari arah barat juga muncul polisi, yang tampaknya juga sibuk merazia pengendara motor yang melanggar lalu lintas.

"Aduh," batin Cong Kenek. Dia pun berhenti sejenak. Karena kalau nekat jalan, pasti kena tilang. Ujung-ujungnya, nggak jadi ngantar sang gacoan anyar. Nah, saat berhenti inilah, Mat Pi'i yang kebetulan santai-santai di depan rumahnya, iseng-iseng tanya Cong Kenek; kenapa berhenti mendadak.

"Oalaaahhh. Ada cegatan polisi, nggak punya SIM toh. Nek takut ditilang kamu jangan malah berhenti. Pasti didekati, karena polisi curiga kalau kamu mandeg," kata Mat Pi'i.
"Terus, gimana ni," tanya Cong Kenek.
"Gampang, kempesi banmu dulu. Pura-pura bocor, lalu kamu tuntun ke sana. Pasti lolos," saran Mat Pt'i.
"Kalau hanya kempes kan tinggal mompa saja nanti," lanjutnya.

Cong Kenek rupanya setuju dengan saran Mat Pi'i. Lantas dikempesinya ban belakang. Dengan terseok-seok dituntunnya Tiger 2000 itu ke arah timur. Namun apa yang terjadi, baru sekitar 25 meter nuntun motor, razia polisi di jalan raya itu sudah buyar! Cong Kenek yang hampir sampai pertigaan Indomaret hanya plonga-plongo. "Laopoo mau tak kempesi," keluhnya.

Dia pun cari tambalan ban, untuk pinjam pompa angin. Apesnya, di kawasan itu tukang tambal ban kebetulan tutup. Terpaksa, dia nuntun balik lagi ke arah barat untuk cari pinjaman pompa pada warga lain di sepanjang jalan Veteran itu.

Nah, saat Cong Kenek melintas lagi di depan rumahnya, Mat Pi'i, mencoba sembunyi. He he heee.. Rupanya Mat Pi'i malu karena yang nyuruh kempesin ban adalah Mat Pi'i. Padahal, nuntun motor besar jenis Tiger 2000 seperti itu lumayan ngos-ngosan. Nafas Cong Kenek tersengal-sengal. Keringat sebesar jagung bercucuran.

(Oalah, Kang, Kang...) Mat Pi'i nggak peduli lagi, apakah si Yu Tub, pacar Cong Kenek mencak-mencak karena gagal ketemu atau lama menunggu.

0 Response to "Ngos-Ngosan Nuntun Motor Hindari Razia Pulisi"

Posting Komentar