Membaca, jika hanya sekadar merapal kata-kata, banyak orang yang bisa melakukan. Namun bagi Azizah Nurfadillah, baca bukan hanya sekadar memahami isinya. Melainkan, juga berusaha merangkum lagi maksud bacaan tersebut.
Siswi kelas X SMAN 1 Lumajang ini mengaku, sering melatih diri sendiri untuk merangkum sebuah buku yang baru dibacanya.
"Ketelatenan, ketekunan dan kecerdasan penerjemahan suatu bacaan sangat menentukan ketika membuat sebuah resume," papar cewek yang memiliki panggilan Zizah ini.
Berkat ketelatenan tersebut, Zizah didaulat SMA 1 Lumajang sebagai peserta dalam lomba Implementasi Uji Cerdas Melalui Budaya Bangsa, yang diadakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Jawa Timur.
Tidaksia-sia. Keberangkatannya mewakili sekolahnya tersebut membuahkan hasil ketika berhasil menyabet peringkat tiga tingkat provinsi Jawa Timur.
Yang membanggakan, dalam lomba yang dilakoninya bersama dua teman lainnya itu, Zizah merupakan salah satu siswa yang paling bersemangat ketika melakukan presentasi. Hobinya yang suka tampil menjadi Master of Ceremony (MC) di berbagai acara sekolah, membuatnya tampil lebih percaya diri. Sehingga mentalnya sudah terbangun sangat kuat sejak dini. "Selain bisa me-resume juga harus memiliki mental kuat di depan publik," tegas cewek kelahiran 9 April 1998 ini.
Kesukaannya dalam meresume sebuah buku berawal dari hobinya membaca. Awal kali membaca, Zizah tertarik untuk menuntaskan sebuah novel. Lantas hobinya ini berkembang hingga bisa 'mengkhatamkan' puluhan novel.
Lantas bakatnya tersebut dikembangkan dengan membaca buku-buku biografi. Setelah membaca, biasanya dia selalu membuat catatan kecil pada buku lain mengenai poin-poin yang merupakan substansi dari buku tersebut. "Dari sini saya lantas mulai biasa me-resume," paparnya.
Bagi Azizah, menyingkat buku-buku biografi lebih mudah daripada me-resume buku-buku ilmiah. Dengan me-resume apa yang ada di dalam buku tersebut, maka akan lebih bisa melekat pada otak. Hal inilah yang menjadikan kebiasaan resume ini berdampak pada pengetahuan dan daya ingat Zizah.
Putri tunggal dari pasangan Joko Slamet dan Dwi Agustini ini berharap, kebiasan ini selain sebagai ajang lomba juga harus menjadi budaya bagi para pelajar lain. "Awalnya memang tidak mudah. Namun sulit itu akan menjadi mudah jika sudah terbiasa," pungkas cewek yang beralamat di Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Azizah Nurfadillah, Bukan Sekadar Baca"
Posting Komentar