Ketika Para Rantau Gemas Melihat Lumajang (1)
Lumajang gilu-gitu saja. Stigma itu begitu melekat di benak para rantau ini. Mereka yang kini terpencar di banyak kota itu gemas. Mereka ingin Lumajang bangkit. Akhir pekan kemarin mereka berkumpul di Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Surabaya untuk melampiaskan rasa gemasnya itu.
TING... Grup blackberry messanger itu begitu aktif. Bersahut-sahutan. Ramai sekali. Semua bernada gemas. Sibuk membincangkan Lumajang. Berjam-jam. Tak peduli jemari pegal. Tak peduli batere mulai panas. Makin lama makin seru. Sesekali terselip guyonan. Mengendurkan rasa gemas dan spaneng.
Grup itu adalah para rantau asal Lumajang yang kini berada di Jakarta. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Belakangan, mereka aktif berkomunikasi. Tak hanya lewat BBM tapi seringkah kopi darat. Bahkan, akhir pekan kemarin mereka sukses besar mengumpulkan para rantau di markas Kobangdikal Surabaya. Lebih 400 an orang hadir. Para pemangku kebijakan di Pemkab Lumajang pun dihadirkan. Hampir seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) hadir. Semangat baru pun membuncah. Bangun Lumajang bersama-sama!
Ihwal berkumpulnya para rantau ini sebenarnya tanpa sengaja. "Gara-gara BB", seloroh Eliz Irene, alumnus SMAN 1 Lumajang tahun 1976.
Sebelumnya, para rantau itu sangat jarang berkomunikasi. Padahal, sangat banyak orang asli Lumajang yang sudah hidup sukses di Jakarta. "Nah, pas BB mulai booming kita dapet kontak satu persatu, akhirnya bikin grup orang-orang dari Lumajang," tambah karyawan Rumah Sakit ternama di Jakarta ini.
Irene sendiri sejatinya bukan asli warga Lumajang. Dia hanya sekadar mampir. Ketika itu kedua orang tuanya dipindahtugaskan ke Lumajang.
Walhasil, dia pun harus menetap cukup lama di kota Pisang itu. Namun, rupanya kenangan Lumajang begitu melekat di hati Irene. Sesekali -meski saat ini tugas di Jakarta- dia sempatkan ke Lumajang. Biasanya pas Lebaran atau saat kangen dengan Lumajang. Kebetulan masih ada keluarga dan kerabat yang di Lumajang. "Lumajang asyik banget. Eh, katanya sekarang udah mulai berkembang ya. Tadi, ada wisata apa itu yang di atas awan itu," kata Irene balik bertanya ke Jawa Pos Radar Semeru di sela-sela citytour di Surabaya saat para rantau kumpul kemarin.
Meski bukan warga asli, Irene mengaku cinta berat kepada Lumajang. Karena itulah, dia sangat aktif berkomunikasi dengan para rantau asli Lumajang. Bahkan, Irene mengaku dirinya sejatinya juga orang Lumajang. Cinta mati pokoknya. Tak heran jika dalam acara kumpul-kumpul yang diprakarsai Diaspora Keluarga Besar Lumajang (DKBL) kemarin dia menyempatkan hadir. Jauh-jauh datang dari Jakarta ke Surabaya naik kereta. "Seneng banget bias ketemu sama teman-teman lama. Apalagi tadi banyak kawan-kawan SMA yang juga hadir. Seru, jadi reunian," katanya antusias.
Benar, acara kumpul-kumpul kemarin memang sangat seru. Markas Kobangdikal di ujung utara Surabaya itu seolah berubah jadi markasnya inang Lumajang. Lebih-lebih acara itu dihelat dua hari. Banyak warga rantau asli Lumajang yang menginap di mess Kobangdikal.
Tak sekadar kumpul-kumpul. Banyak gagasan dikerucutkan. Nyaris semua sepakat, ingin gentian memberi untuk Lumajang. Mereka gemas. Mereka tak rela jika Lumajang selalu identik dengan gitu-gitu saja alias tak berubah. "Kami ingin member yang terbaik untuk Lumajang," kata Abdullah Sodik, warga asli Jl Diponegoro yang pensiunan Pertamina di Jakarta ini.
0 Response to "Ketika Para Rantau Gemas Melihat Lumajang (1)"
Posting Komentar