Laksamana Muda Widodo, SE (kanan) disela-sela kumpul dengan Diaspora Keluarg Besar Lumajang |
Akhir pekan kemarin markas Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) di Surabaya itu begitu riuh. Dua hari berturut-turut. Penuh sesak oleh warga asal Lumajang. "Saya sempat nggak percaya ketika dibilangi yang datang ke acara ini lebih 400 orang," kata Laksamana Muda Widodo SE, Komandan Kobangdikal sang tuan rumah.
Ya, Widodo kemarin didapuk menjadi tuan rumah. Dia menfasilitasi penuh acara itu dan membuka lebar-lebar markasnya untuk disesaki warga asal Lumajang. Bukan tanpa alasan tentu. Widodo mengaku semua karena didasari niat berbuat bagi Lumajang. "Mumpung kami bisa melakukan sesuatu untuk Lumajang," katanya.
Tak hanya menyediakan ruangan, tempat menginap dan akomodasi, Widodo juga menjamu para tamunya itu dengan city tour keliling kota Surabaya. Iring-iringan bus yang membawa orang-orang asal Lumajang pun sempat menyita perhatian membelah kemacetan kota, akhir pekan kemarin.
Acara itu diakhiri dengan jelajah kapal perang. Para rantau ini diajak beramah tamah di atas kapal perang dan dipersilakan untuk melihat seluruh bagian KRI Surabaya itu.
Acara itu sendiri sejatinya baru akan digelar Agustus mendatang. Alasannya, biar mudah mengumpulkan warga Lumajang yang sedang merantau usai Lebaran. Namun rupanya, semakin intensnya berkomunikasi membuat para perantau ini tidak sabar. Acara pun dimajukan akhir pekan kemarin.
Tak ingin kehilangan momentum Widodo pun menyanggupinya. "Nyatanya betul, yang hadir banyak sekali. Mereka antusias sekali," katanya.
Siapa sebenarnya Widodo? Tak banyak yang tahu, Widodo adalah warga Jatiroto. Menghabiskan masa kecil hingga SMA di Lumajang. "Saya ini dulu kalau pulang sekolah suka nggandol truk tebu. Kita kejar ramai-ramai," katanya. Sesekali, Widodo juga suka mengambil tebu untuk menghela rasa haus. "Begitulah, saya mungkin tergolong anak bandel juga," katanya.
Semasa di sekolah, prestasi arek asli Nyiuran Jatiroto ini lumayan moncer. Pun ketika di SMAN 1 dia termasuk siswa yang prestasinya cukup baik hingga akhirnya melanjutkan pendidikan tingginya di angkatan laut. Kini, Widodo mulai menapaki sukses. Karirnya cukup menonjol dan terakhir dia menjabat Komandan Kobangdikal di Surabaya.
Tak lupa kacang akan kulitnya. Prinsip itu dia pegang betul. Maka, ketika beberapa orang mengajaknya kumpul-kumpul membahas Lumajang, diapun langsung antusias. Bahkan, ketika harus ketiban sampur menjadi tuan rumah ngumpul rame-rame para rantau untuk kali pertama, Widodo tak menolaknya. "Yang penting untuk kemajuan Lumajang apa yang bisa saya berikan saya berikan," katanya. Widodo mengakui, Lumajang saat ini relatif kurang dikenal. Padahal, melihat potensinya, Lumajang termasuk luar biasa.
Orang-orangnya pun, lanjut Widodo, tergolong hebat-hebat. Tidak hanya yang ada di Lumajang, tapi yang kini merantau meninggalkan Lumajang. "Banyak sekali orang Lumajang yang sukses ketika merantau. Tapi, mereka sejauh ini juga kurang dikenal," katanya.
Karena itulah, dia menyambut antusias acara kumpul-kumpul seperti ini. Harapannya, bias menjadi jembatan bertemunya para perantau. Selanjurnya akan muncul ide-ide dan bergerak bersama memajukan Lumajang. "Yang di Lumajang gerak, kami-kami yang kebetulan sedang bertugas di luar Lumajang juga bergerak. Kalau sudah demikian, Insya Allah Lumajang akan maju pesat," katanya.
Widodo mengakui, saat ini sudah ada kemajuan yang signifikan di Lumajang. Namun, semestinya, lanjut dia, kemajuan itu masih bisa diakselerasi. Sehingga, kelak Lumajang tak semakin ketinggalan dengan daerah-daerah lain, utamanya kabupaten tetangga. Stigma buruk tentang Lumajang yang tak maju-maju juga harus dienyahkan. Kondisi geografis yang bisa dibilang kurang menguntungkan karena wilayahnya ngantong bukanlah alasan. "Mari bersama optimalkan potensinya. Kita mulai dengan tekad bersama untuk membangun Lumajang dengan hati," katanya.
Komitmen bersama membangun dengan hati ini, lanjut Widodo sangatlah penting. Sebab, jika sudah demikian, masyarakat akan bahu membahu memberikan apa yang dia punya. "Saya sudah membuktikannya ketika memimpin Kobangdikal ini. Kalau sudah berangkat dari hati, apapun akan diberikan. Ini yang kita perlukan untuk membangun Lumajang" katanya.
0 Response to "Ketika Para Rantau Gemas Melihat Lumajang (2)"
Posting Komentar