Keliru Ngamen Di Rumah Pak Guru
Cong Kenek dikenal sebagai siswa yang bandel. Saking bandelnya, dia kerap mbolos sekolah. Eeee.. ndilalaaah, dia ngamen bersama Mat Pi'i, sohib beratnya. Yang lucu, keduanya keliru ngamen di rumah sang guru sendiri. Apa yang terjadi?
"Broo, plajaran MTK nanti. Colut ae, yukk,” Begitu SMS Cong Kenek pada Mat Pi'I, untuk ngajaknya mbolos dan ngamen. "Buaguuus..." jawab Mat Pi'i. "Kita langsung show aja," lanjut Pi'i.
Dua siswa sebuah SMK swasta di Lumajang pinggiran ini memang siswa yang tak layak ditiru. Keduanya dikenal sebagai 'biang kerok' sekolah. Cong Kenek dengan Mat Pi'i suka bandel. Dan sering mbolos pelajaran sekolah. Kalo sudah mbolos dia kerap ngamen di jalan-jalan perkampungan di Lumajang. Uangnya, dipakai untuk jajan di pinggir jalan.
Setelah pinjam gitar bolong yang biasa jadi senjatanya ke rumah Mat Tosan, keduanya lantas beraksi. Jaket dipake untuk nutup seragam sekolahnya.
Dipakainya pula sebuah topi belel, untuk menutup mukanya agar tak terlalu dikenal jika keduanya adalah siswa sekolah. Hari itu, keduanya langsung show dari rumah ke rumah, di sepanjang jalan.
Puluhan rumah sudah disusuri di kawasan Sukodono itu. Setengah lelah, keduanya terus berjalan, dan ngamen ke sebuah rumah yang kelihatan agak mentereng dengan pintu setengah terbuka.
“Bengiii ikii.. insuuuun ngelali, ngelali riko hang sung angeniii," teriak Mat Pi'i melantunkan tembang yang lagi hit belakangan ini: lagunya Demy (Banyuwangian). Hari itu, Mat Pi'i didapuk sebagai vokalis. Sementara Cong Kenek genjrang-genjreng main gitar sambil sesekali menjadi backing vocal-nya.
Suara parau serak-serak basah yang nggak karuan itu rupanya mengganggu sang tuan rumah. Mungkin biar pengamen ini segera pergi, tuan rumah keluar menyerahkan receh kecil. Padahal, lagu Demy itu belum habis.
Tapi... alamaaakkk! Betapa kagetnya Cong Kenek dan Mat Pi'i. Ternyata tuan rumah itu adalah Mat Tasan, wali kelasnya sendiri. "Moddiarrrr, wee.....," batin Cong Kenek dan Mat Pi'i, seperti berbarengan.
Keduanya salah tingkah. Belum sempat bicara, Mat Tasan, guru kelasnya itu buka suara. "Oalaah, Koen to le.. le... laopo nggak masuk sekolah," tanya gurunya.
Cong Kenek dan Mat Pi'I gelagapan. Karena bingung apa yang harus dikatakan. Cong Kenek menjawab sekenanya. "Untuk beli makan, Pak."
Wali kelas itu langsung ngomel. "Nek beli makan ya minta duit pada orang tua. Jangan mbolos trus ngamen kayak gini. Lha nek bapakmu tahu, lak malah dimarahi habis-habisan kamu," jelas Mat Tasan. "Ayooo, makan di dapur sana. Tapi awas, jangan sampek ngamen lagi. Sekolah ya sekolah. Kebetulan Bapak (Mat Tasan sendiri, Red) ini juga pulang sebentar untuk makan siang," lanjut gurunya.
Keduanya menunduk malu. Namun manut saja ketika didorong masuk ke dapur. Sepanjang makan di ruang dapur itu, keduanya tak mampu berkata apa-apa. "Aku nggak enak mangan, Mat," bisik Cong Kenek, pada Mat Pi'i. Padahal, di depannya tersedia menu daging empal dan lalapan ayam.
Tak selang lama, keduanya lantas pamit. "Maaf, pak. Saya salah," kata Cong Kenek dan Mat Pi'i. Sejak kejadian itu, Cong Kenek dan Mat Pi'i kapok mbolos. Sebab, jika keduanya nggak kelihatan di kelas, wali kelasnya mengancam akan memantau lewat orang tua. Intinya benar-benar ijin sakit abal-abal atau sakit beneran. Kuapok, koen....
0 Response to "Keliru Ngamen Di Rumah Pak Guru"
Posting Komentar