Baru Satu Pulang Kampung Dari 28 PSK Gang Dolly Asal Lumajang
Gang Dolly boleh jadi menjadi satu-satunya harapan hidup bagi 28 perempuan harapan asal Lumajang. Indikasinya, enam hari pasca penutupan lokalisasi tersebut, baru satu orang yang terdeteksi pulang ke Lumajang.
Dolly merupakan lokalisasi terbesar di Indonesia, bahkan konon terbesar se Asia Tenggara. Tempat para hidung belang memuaskan nafsunya itu ditutup sejak 18 Juni lalu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Ratusan penghuni Dolly, 28 di antaranya disebut-sebut berasal dari Kota Pisang ini.
Kepala Kantor Sosial, Imam Suhadi kepada koran ini mengatakan, kemarin sudah berkoordinasi dengan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK). Hasilnya, baru ada satu perempuan harapan dari eks lokalisasi Dolly yang pulang kampung. "Baru terdeteksi satu orang," kata Imam, kemarin.
Dari hasil koordinasi itu, dia mengaku juga terdapat tiga alamat yang tidak jelas. Dua alamat hanya menyebut Lumajang, satunya lagi Krajan Lumajang. "Itu sulit kita lacak dan TKSK juga tidak tahu," ucapnya.
Satu orang lagi, asal Kecamatan Pasirian diketahui sudah meninggal sejak tiga bulan kemarin. Imam menambahkan, perempuan harapan tersebut meninggal di rumahnya, bukan di lokalisasi Dolly yang sudah ditutup.
Satu perempuan harapan yang sudah terdeteksi pulang kampung tersebut sesuai dengan data yang diterima oleh Kansos. Dia berasal dari Kecamatan Pasirian. "Banyak yang belum pulang," ungkapnya. Sabtu kemarin, perempuan asli Pasirian tersebut pulang ke kampong halaman.
Imam menambahkan, pihaknya belum tahu apakah alumni Gang Dolly yang pulang kampung itu sudah menerima kompensasi. Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim memang menjanjikan uang 'pesangon' sebesar Rp 5 juta lebih. Uang tersebut terdiri dari uang transport, uang saku, dan modal usaha. "Belum ke arah sana," ucapnya.
Dia beralasan, TKSK belum menanyakan hal itu. Sebab, untuk menanyakan hal yang terbilang sensitif ini perlu pendekatan khusus. Pihaknya mengaku tidak bisa serta merta langsung menanyakan hal tersebut.
Para perempuan harapan yang hijrah ke Surabaya atau kota-kota lain, kata Imam banyak yang mengaku bekerja sebagai pembantu atau pekerjaan lainnya. Mayoritas keluarga, tidak tahu kalau mereka sebenarnya menjadi perempuan penghibur. "Ada keluarga yang tahu. Tapi mereka sembunyi-sembunyi," tambahnya.
Hari ini, kata dia, TKSK juga akan melakukan pendataan lagi. Nama-nama yang sudah mereka pegang datanya akan didata kembali. Jika ada yang pulang kampung akan diteruskan kepada Kantor Sosial.
0 Response to "Baru Satu Pulang Kampung Dari 28 PSK Gang Dolly Asal Lumajang"
Posting Komentar