Puisi adalah curhatku. Itulah arti puisi bagi Nailur Rohmah. Sehingga setiap ada bahan yang muncul di fikiran, langsung dituangkannya. Tak terhitung puisi yang merupakan produk pikirannya. Media social pun tidak luput sebagai media penulisannya.
Anak pasangan Abdullah dan Siti Fatimah itu, banyak mengambil hikmah tentang puisi.
Yang sangat mengena adalah puisi tentang Ayah Bunda-nya. “Saya sangat bangga tehadap kedua orang tuaku," paparnya. Hal tersebut lantas dijadikan sebagai bahan sebuah puisi.
Digambarkannya, kasih sayang dan didikan orang tua hingga membawanya menjadi dewasa. Tiada keluh-kesah sedikitpun bagi keduanya. "Memang kasih orang tua tak terhingga sepanjang masa," paparnya. Tidak peduli panas atau pun hujan, yang ada di benak mereka hanyalah tanggung jawab sebagai orang tua. Di momen lain misalnya, dirinya banyak menilai kenakalan remaja. Hingga akhirnya menelurkan sebuah puisi yang sarat dengan pesan.
Intuisi tentang kelihaiannya dalam berpuisi dimulainya semenjak duduk dikelas SD. Hal tersebut setelah dirinya banyak membaca berbagai puisi. "Kok saya tertarik," tuturnya. Akhirnya dirinya mulai mengutak-atik sebuah kata.
Dari situ dirinya memulai berteman dengan kertas dan bulpen. Bahkan di berbagai buku pribadinya, banyak puisi hasil torehannya. Seringkali, puisi baginya adalah teman curhat terdekat. Apalagi berbicara mengenai perjalanan hidup. Sehingga dirinya senang memakainya untuk pelampiasan.
"Puisi-puisi saya tak terhitung jumlahnya. Puisi itu saya tulis di mana pun saya mau. Contohnya seperti di buku, dan berbagai benda lain," paparnya.
Sementara dewasa ini, dengan adanya kecanggihan teknologi, dirinya bersyukur. Seperti adanya laptop dan media internet. Sehingga dirinya bias menuangkan dalam media sosial.
Anak yang hobinya didepan laptop saat ada waktu luang itu mengatakan, banyak hal yang didapat dari puisi. Sebab selama ini dirinya sering menyendiri. Tidak hanya sebagai hobi, namun juga sebagai pengobat lelah.
Dalam kesibukannya sebagai mahasiswa misalnya, selain menjadi mahasiswa, juga nyambi bekerja menjadi pegawai administrasi. Di saat lelah, puisilah yang menjadi pengobatnya.
Kedengaran aneh memang, namun itulah yang dirasakannya. Namun kebiasaan itulah yang akan dirawatnya. Sebab salah satu kreasi tersebut dianggapnmya berguna bagi masa depannnya. "Bisa sebagai contoh anak-anak saya kelak," paparnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Nailur Rohmah, Curhat Lewat Puisi"
Posting Komentar