Tari sudah menjadi bagian hidup Honey Wahyudi Harti. Baginya, hobi menari adalah sebuah anugerah. Sebab dalam seni tari dirinya menemukan berbagai hal. "Apalagi tari tradisional. Pasti ada makna yang terkandung di dalamnya," tegas istri Iptu Heri Sugiono, KBO Reskrim Polres Lumajang itu.
Perempuan kelahiran Blitar 16 Agustus 1979 itu mengaku menguasai berbagai tari tradisional. Hal itu didapatnya saat aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler tari di SMAN 1 Lumajang, dulu. Hingga akhirnya dirinya memiliki grup tari sendiri.
Saat ini, banyak kenangan yang menunjukkan kepiawaiannya menari saat masih remaja. Dalam album foto yang disimpannya, terlihat jelas kemampuannya menari. "Ini sebuah kenangan yang juga menginspirasikan anak-anak saya," paparnya.
Memang, talenta itu kini ditularkan ke anak-anaknya. Karena kenangan di album foto itu jualah, kini dua anaknya yang bernama Nonie Krisnianingtias, 14, dan Gionie Krisna Putri, 8, juga mengikuti jejaknya, hobi menari. Honey pun memberikan support penuh. Sadar bakarnya menurun ke anak-anaknya, dua buah hatinya itu dia ikutkan sanggar.
Lantas, di usianya sekarang, apakah Honey masih jago nari? Honey mengaku, hingga saat ini masih aktif menari. Dia juga sering menyalurkan hobinya itu dalam kegiatan Bhayangkari. "Saya sempat menari saat ada kunjungan duta Polres," terangnya.
Honey mengaku memilih aliran tradisional. Bukan tanpa alasan tentu. Honey mengaku, tari tradisional banyak membawa cerita dan pesan mengenai budaya. "Sehingga saat melakukan tarian itu, secara tidak langsung harus paham apa isi dan makna tarian," katanya.
Penghayatan itu juga yang membuatnya mau tak mau harus juga mempelajari sejarah. Seperti sejarah kerajaan, sejara pewayangan dan juga beberapa sejarah lain yang biasanya masuh dalam tema tarian. "Selain itu, tari tradisional itu anggun, ada pakemnya. Mimik mukanya dan gerakannya juga memunculkan penjagaan budaya luhur bangsa," pungkasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Honey Wahyudi Harti, Jago Tari Tradisional"
Posting Komentar