Cuma Ada Enam Polisi Untuk Atasi Kemacetan di Pasar Tumpah
Boleh jadi, pengguna jalan yang melintas di jalur Lumajang Probolinggo harus ekstra sabar. Sebab, solusi mengatasi kemacetan akibat pasar tumpah di Desa Wates Wetan, Kecamatan Ranuyoso tak bisa dilakukan dalam waktu cepat. Lebih-lebih, petugas pengatur lalu lintas yang disiagakan di sana saat ini masih jauh dari harapan. Cuma enam personil polisi yang disiagakan tiap hari.Kondisi itu semakin parah karena tak ada petugas Dishub yang ikut turun.
AKP Sariyun Kapolsek Ranuyoso mengatakan, pihaknya sejauh ini bukannya cuek. Kepolisian selalu konsisten mengawal pengamanan pasar. "Setiap hari pasukan stand by sejak pukul enam. Ada enam personil bersiaga di sepanjang jalur lintasan yang jadi ajang berjualan," katanya.
Enam personil itu kata dia berasal dari empat personil Polsek Ranuyoso. Sisanya dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lumajang. Secara rutin, pasukan itu langsung ditempatkan di area pasar tumpah dan mengatur keruwetan lalu lintas.
Penempatan petugas ini memang tidak bisa menghentikan transaksi jual beli di badan jalan. Tetapi paling tidak, kata Sariyun, bisa mengurangi kepadatan pedagang di tengah jalan.
Tapi, karena mereka baru bertugas sejak pukul 06.00 pagi, penempatan personil itu bisa jadi kurang efektif. Sebab, para pedagang sudah mulai memadati jalan provinsi itu sejak pukul 03.00.
Kondisi ini tidak dibantah Kapolres Lumajang AKBP Singgamata. Menurut dia seberapa banyakpun petugas yang dipasang tidak akan banyak mengubah kondisi. "Tidak mungkin anggota kami dipaksa bentrok dengan pedagang. Lebih-lebih ini urusan perut," kata Singgamata.
Jadi, untuk sementara ini, atensi yang diberikan adalah untuk pengamanan dan agar tidak sampai macet total. Langkah ini akan dilakukan sambil menunggu penggeseran bangunan ruko yang saat ini mulai dilakukan tahapannya oleh Pemkab Lumajang.
Fokus pengamanan dan penertiban kepolisian sejauh ini adalah pada kriteria pedagang yang mendompleng. Karena rata-rata, kemacetan utama disebabkan oleh kendaraan yang memberi tumpangan barang dagangan ketika balik.
Dibanding dengan pedagang pengepul maupun pedagang kampung sekitar, potensi kemacetan paling banyak disebabkan jenis pedagang domplengan ini. Alasannya, pedagang ini langsung menghentikan kendaraan yang lewat. Ketika berhenti, dengan sigap, barang-barang yang mereka bawa dinaikkan keatas kendaraan.
Jenis pedagang seperti inilah yang menjadi atensi kepolisian. Petugas yang dipasang di area jalan raya segera bertindak ketika menjumpai pedagang menghentikan kendaraan lalu menaikkan barang. "Tapi, meski sudah dijaga ketat, pedagang masih saja suka kucing-kucingan," ujar Arif salah seorang warga setempat.
Lantas, bagaimana dengan aparat dari Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)? Pantauan Jawa Pos Radar Semeru petugas dari jajaran pemkab Lumajang itu sama sekali tidak tampak. Sejumlah warga sekitar juga mengaku tak pernah melihat keberadaan petugas itu. "Hanya dari unsur kepolisian. Yang lainnya tidak ada," ungkap Arif warga asli Wates Wetan itu.
0 Response to "Cuma Ada Enam Polisi Untuk Atasi Kemacetan di Pasar Tumpah"
Posting Komentar