Reboisasi Gunung Lemongan setelah terjadi pembalakan liar besar-besaran pasca reformasi 2007 silam ibarat mimpi. Namun keraguan tersebut berusaha dijawab Laskar Hijau Lumajang yang dengan konsistensi berusaha menghijaukan kembali.
Gunung Lemongan merupakan gunung paling aktif pada periode 1799 hingga 1899. Gunung yang memiliki ketinggian 1.651 mdpl tersebut memiliki keunikan seperti Gunung Krakatau. Tidak ada letusan di puncak, tapi di kaki-kakinya.
Tercatat, gunung tersebut pernah erupsi setidaknya 60 kali pada masa lalu. Bekas letusannya berbentuk krucut, ada pula yang berbentuk cekungan. Dari 24 cekungan bekas letusan tersebut, sebanyak 13 cekungan berisi air dan tujuh diantaranya masuk di Kabupaten Lumajang. Inilah cikal bakal terbentuknya Ranu.
Dulu, tujuh ranu tersebut (Ranu Pedali, Klakah, Pakis, Lading, Kembar, Wurung dan Ranu Glebek) penuh dengan air. Namun pasca pembalakan liar besar-besaran di Gunung Lemongan, debit ranu-ranu tersebut mengalami penurunan drastis. Ranu Klakah misalnya mengalami penurunan debit hingga 5 meter. Bahkan, Ranu Kembang hingga sekarang tetap asat sejak 2007 silam.
Gunung Lemongan seperti gunung lainnya selama ini menjadi penunjang kehidupan masyarakat. Bahkan sebelum 1998, mulai dari perkampungan warga terakhir, kanan kiri pohon masih tampak sangat lebat. "Semuanya hutan belantara," ungkapnya. Keragaman hayati dan keseimbangan alam terjaga dengan baik.
A'ak Abdullah al Kudus, ketua Laskar Hijau Lumajang |
Sejak 2008, A'ak Abdullah al Kudus berusaha mengembalikan debit air tersebut. Bersama dengan anak muda dan kelompok pecinta alam, dia melakukan penghijauan. Ranu Klakah digarap lebih awal.
Penghijauan di sekitar ranu tersebut ternyata kurang signifikan. Mereka dibentuklah Laskar Hijau pada 28 Desember 2008. Tujuannya, melakukan penanaman di lereng Gunung Lemongan yang sudah gundul. "Fungsi hutan harus dikembalikan untuk menyelamatkan ekosistem," ungkapnya.
Bergerak dengan swadaya murni, memang diperlukan konsistensi yang tinggi. Laskar Hijau kemudian menjadwalkan penanaman wajib di lereng gunung setiap minggu. Penanaman pun hanya dilakukan pada saat musim hujan saja. Jika kemarau datang, mereka hanya melakukan perawatan tanaman.
Setidaknya, ada 50 orang anggota aktif Laskar Hijau. Mereka setiap minggu bahu-membahu melakukan penanaman. Mereka selama ini konsisten melakukan penanaman di lereng gunung tersebut.
A'ak, panggilan Abdullah al Kudus mengatakan, untuk menyelamatkan ranu-ranu di sekitar gunung tersebut, memang perlu dilakukan upaya luar biasa. Salah satunya adalah mengembalikan hutan lindung Gunung Lemongan kepada fungsinya.
Bersama dengan kelompoknya, dia mengaku berusaha untuk berbuat kepada lingkungan. Caranya adalah melakukan penanaman. Cara tersebut disebutnya sebagai upaya riil untuk menyelamatkan lingkungan.
Laskar Hijau Lumajang dan masyarakat tiap pekan berusaha menanam pohon di kawasan gunung Lemongan |
Bersama dengan Laskar Hijau dan masyarakat, A'ak memilih untuk menanam pohon buah. Tujuannya, adalah biar hanya buahnya saja yang dinikmati oleh masyarakat. Sementara pohonnya tidak ditebang. "Kita menghindari menanam pohon Sengon. karena hampir tidak bermanfaat untuk lingkungan," ungkapnya.
Namun dia mengakui tidak mudah mengubah pola pikir masyarakat. Sebab, masyarakat selama ini bisa dikata sudah menghamba kepada sengon. Bahwa, tanaman yang sangat menjanjikan adalah sengon. "Ternyata, masyarakat masih tetap saja miskin," ungkapnya.
Saat ini, Laskar Hijau juga mengembangkan bambu petung hitam. Bambu tersebut di dunia hanya ada di empat tempat. Di hutan Amazon, Afrika, Gunung Semeru, dan Manggarai NTT. "Sekarang kita kembangkan di Lemongan. Alhamdulillah, pertumbuhannya baik," ungkapnya.
Saat ini, usia bambu tersebut sudah dua tahun. Dengan tinggi rata-rata empat meter. Di Lemongan, sudah 3 ribu rumpun janis bambu tersebut yang ditanam. Dari target 10 ribu rumpun bambu.
Bambu, kata dia mempunyai kemampuan yang baik untuk menyimpan air. Dia yakin, jika pertumbuhan 3 ribu rumpun bambu tersebut sesuai dengan harapan, maka akan ada sumber mata air baru. "Bambu ini luar bisa untuk menyimpan air," pungkasnya.
0 Response to "Konservasi Alam di Gunung Lemongan Lumajang"
Posting Komentar