Pasangan Ngateman dan Lindah Susilo Wardani
Ngateman. Sebuah nama yang sederhana. Tapi, namanya cukup singkat. Jangan salah kira, Ngateman yang polisi itu ternyata bertangan dingin. Semua usaha yang disentuhnya maju pesat.
Lelaki itu terlihat serius membaca Jawa Pos Radar Semeru. Halaman demi halaman dia baca. Mulai halaman utama sampai halaman belakang dia cermati. Sesekali dia terlihat tersenyum. Sesekali juga alis matanya mengkerut. Tak terhitung berapa kali raut mukanya berubah saat membaca halaman demi halaman koran terbesar di Lumajang itu.
Begitulah kegemaran Ngateman. Tidak pernah mau ketinggalan berita koran. Bagi dia, informasi sangat penting. Sehari saja tidak membaca koran, dia merasa ada yang aneh dalam hidupnya.
Siapa sejatinya Ngateman? Ngateman adalah polisi berpangkat setingkat sersan. Tetapi jangan salah. Polisi satu ini bukan sembarang polisi. Dia lebih cocok disebut sebagai pengusaha. Tapi dasar Ngateman. Dia tetap tidak mau disebut bos meski omset usahanya sudah miliaran. Ngateman tetap setia pada pekerjaannya sebagai polisi. "Saya dibesarkan dari jiwa polisi. Saya tidak mau mengkhianati pekerjaan mulia ini. Kalaupun usaha, ini hanya sampingan saja," ungkapnya sambil tersenyum.
Usaha yang dibangun lelaki kelahiran Mojokerto, 12 Tuli 1963 ini adalah usaha keluarga. Bidang garapannya cukup banyak. Meliputi properti, jasa keuangan, sport centre, jasa angkutan pariwisata, jasa penginapan dan kost, jasa iklan dan perusahaan radio. Hampir semua usahanya maju pesat di kota pisang ini. Karyawannya sudah ratusan.
Ngateman merintis usaha bisa dibilang kecelakaan. Berawal karena karirnya sebagai anggota Bhayangkara sejak tahun 1985 yang dipastikan sudah tidak bisa digenjot. Mengapa? Karena dimulai dari SPN. Asumsi awal, karirnya bisa cepat melejit seperti jebolan Akpol. Tapi kenyataannya tidak. Butuh waktu lama dan jenjang pendidikan yang cukup banyak untuk mengejar karir.
Tetapi, yang paling menjadikan alasan bahwa karirnya tidak akan berkembang adalah kondisi fisiknya. Ngateman kecelakaan sungguhan. Musibah itu membuat tangan kanannya tidak bisa pulih total. Akhirnya, orientasi hidup keluarganya kemudian berubah. Yakni dengan mencari sampingan usaha sejak tahun 1987 untuk mengembangkan kehidupan keluarganya.
Meski begitu, sejak ditempatkan di Lumajang dia memang serius menjadi anggota Polri. Tugas-tugas sebagai intelejen Polri tak pernah diabaikan. Semua dia laksanakan dengan baik. Bahkan sampai sekarang, 30 tahun menjadi intelejen, semua tugasnya dia kerjakan dengan baik.
"Awal terjun bisnis ya jualan apa saja. Menyempatkan jualan pisang, mangga, jeruk, rambutan dan buah-buahan lainnya yang dikirim ke Mojokerto. Tapi tugas Polri tetap jadi pengabdian utama yang tidak mungkin saya khianati. Waktunya dinas ya dinas," katanya.
Usaha sampingan itu dia kerjakan tiga hari sekali. Usaha itu dia geluti sendiri tanpa melibatkan istri dan anak-anaknya. Usahanya juga sempat menerobos pertanian seperti tebu. Semuanya berjalan lancar. Bahkan sukses untuk selalu berpindah ke usaha lain.
Setelah sukses menjadi pengusaha buah, usaha itu diamanahkan pada orang kepercayaannya. Lalu pindah ke usaha tebu dan diamanahkan pada anak buahnya. Terus mengalir begitu dan selalu sukses.
Berbekal semua informasi yang selalu dia buru seliap hari, akhirnya seliap yang dilihat prospek selalu digarap, "Jadi pengusaha tidak boleh berdiam setelah satu usahanya sukses. Harus pindah ke usaha lainnya yang dipandang prospek," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, dia mencoba merintis kapling tanah untuk perumahan di kawasan Jalan Letjen Panjaitan bernama Amanda Regency. Usaha properti pertama itu juga sukses. Dikembangkan lagi pada koperasi simpan pinjam. Dengan tujuan bisa memberikan fasilitas pada Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam hal pemberian modal. Itupun juga sukses sampai sekarang.
Baru berlanjut pada usaha properti dan jasa penginapan dan ruangan wisma Amanda Group. Usaha yang baru dirintis tahun 2008 itu akhirnya melejit. Usahanya itu tumbuh pesat dan menjadi jujugan lembaga atau instansi besar di Lumajang. Termasuk usaha lainnya. Terakhir adalah usaha di bidang media elektronik radio Amanda FM.
Uniknya, semua usahanya itu diberi label ‘Amanda’. Ngateman mengaku Amanda itu kepanjangan dari Anak Ngateman dan Lindah. Disingkat Amanda. Cukup simpel ternyata. Dan dari ketiga anaknya nama depannya selalu diberi nama Amanda.
Anak pertama Amanda Okta yang kini sudah lulus S 1 Kedokteran Surabaya, anak kedua bernama Amanda Septinida kini masih SMAN 2 Lumajang kelas XII. Lalu, anak ketiga bernama Amanda Aldino yang masih duduk di bangku SMPN 1 Lumajang kelas VIII.
"Jadi semua usaha ini adalah usaha keluarga. Saya ingin mewariskan usaha pada keturunan saya. Bukan harta, tetapi keahlian dalam bentuk ilmu usaha," katanya. Terbukti, semua usahanya dilimpahkan pada istrinya untuk memanajeri.
Di balik semua usaha dan karirnya itu, satu hal yang selalu diingat Ngateman. Yakni berkah dari istrinya. Dia mengaku berterima kasih pada sang istri Lindah Susilo Wardani. Belahan jiwanya yang selalu mendampingi, mendoakan dan melimpahkan kepercayaan pada dirinya.
Padahal, awalnya sang istri tidak lebih dari seorang ibu rumah tangga. Tetapi, keihlasan, ketelatenan dan ketulusan mendampingi dalam suka dan duka akhirnya berbuah berkah.
Semua usahanya lancar dan kini dipegang oleh istrinya. Sementara Ngateman sendiri tetap menjadi sersan polisi di Satuan Intelkam Polres Lumajang.
Ngateman mengaku, Istrinya sangat mensupport segala urusannya. "Nggak pernah punya prasangka jelek. Semua yang dilakukan untuk saya tulus," katanya. Tak heran sejak dulu sampai sekarang Ngateman dikenal tidak pernah marah pada istrinya. Begitu juga pada ketiga anak-anaknya.
Bukannya takut, tetapi karena menghargai ketulusan dan perhatian istrinya. Kalaupun ada persoalan yang perlu diselesaikan, Ngateman mengaku hanya menegur dengan kalimat yang landai. Maka dari itu, dia beranggapan semua kesuksesan usaha dan karirnya itu tidak jauh dari berkah sang istri. Yang selalu tulus dan menjadi pendamping hidupnya dalam suka dan duka.
Profil Ngateman
TTL : Mojokerto, 12 Juli 1963
Alamat : Jalan Panjaitan no 79 Lumajang
Istri : Lindah Susilo Wardani
Anak :
Amanda Okta
Amanda Septinida
Amanda Aldino
Pendidikan Polri
SEBA Milsuk tahun 1984
Dikjur Intel SPN tahun 1985
Dikjur Intel Mega tahun 1999
Aiptu sejak tahun 2003
Karir di luar Polri
Wakil bendahara PSSI tahun 2004
Manajer PSIL Yunior tahun 2005
Bendahara PSSI tahun 2008
Manajer PSIL tahun 2010 - 2011
Ketua PSSI tahun 2013-2017
Ketua DPC Asosiasi Koperasi Ritel
Indonesia Cabang Lumajang tahun 2012-2014
Usaha
PT Amanda Cakrawala Semeru
CV Manda Group
KSU Manda Group
Radio Amanda FM
0 Response to "Pasangan Ngateman dan Lindah Susilo Wardani"
Posting Komentar