Menjadi dokter adalah cita-cita Enggar Ayu Saraswati. Ini karena, Enggar punya keinginan kuat untuk senantiasa menolong sesama. Menurut dia, dengan menjadi dokter, dirinya akan bisa banyak menolong dan bermanfaat bagi orang lain.
Gadis yang kini masih menempuh studi di salah satu perguruan tinggi di Malang ini selalu memegang teguh prinsip. Dasar prinsipnya adalah senandasa bermanfaat bagi orang lain. Untuk itulah, semenjak dirinya menempuh perkuliahan di Universitas Malang, keinginan untuk menjadi seorang dokter semakin kuat.
Saat berada di Gucialit selama satu bulan ini, dirinya mangajarkan berbagai hal pada masyarakat. Seperti halnya di Desa Pakel, dimana dirinya ditugaskan oleh almamaternya untuk melakukan KKN. Gadis berparas cantik ini selalu mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan. "Kesehatan itu sangat mahal. Maka kita harus menjaganya," paparnya.
Ada temuan menarik saat dia ber-KKN di Gucialit. Banyak masyarakat yang sakit Tuberculosis (TBC). Sehingga dirinya bersama teman-temannya pun getol melakukan penyuluhan tentang bagaimana menanggulangi penyakit itu.
Informasi itu dia dapat ketika berkomunikasi dengan pihak Puskesmas maupun perangkat desa. Banyak masyarakat yang diindikasikan mengidap penyakit tersebut. Bahkan, ada informasi jika ada suatu warga yang keseluruhan anggota keluarganya menderita TBC. Sayangnya dari keluarga itu tidak ada yang melakukan pemeriksaan kepada dokter. "Sampai mereka meninggal satu persatu dengan penyakit yang sama," katanya.
Dia mengatakan, tuberculosis atau biasa disebut TBC merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. "Kami ingin menyadarkan masyarakat di sini agar semakin tanggap dan peduli kesehatannya,” katanya.
Selama di Gucialit, dia mengaku dirinya bersama teman-temannya rajin sosialisasi TBC. Kepada masyarakat, dia menjelaskan bahwa jika ada salah seorang keluarganya yang terindikasi mengidap penyakit itu, maka harus sesegera mungkin dilakukan pemeriksaan.
Sebab jika tidak, maka akan menular pada anggota keluarga yang lainnya. "Ini yang sangat kami gencarkan. Jika satu masalah tidak segera diatasi, akan merambat pada permasalahan lain," terang gadis yang saat ini duduk dibangku semester tujuh ini.
Dia berharap, meski terbilang kecil, sumbangsih untuk ikut berperang melawan TBC direspons positif. Baik oleh masyarakat, petugas kesehatan maupun perangkat desa. Dia juga berharap masyarakat semakin sadar.
Dia mengaku, selama ini banyak mensosialisasikan cara dini ketahui TBC. Yakni jika ada anggota keluarga mengalami batuk berdahak selama lebih dari dua minggu, maka harus ada yang sigap. Salah satu dari keluarga itu harus segera mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan. "Jika ini dibiarkan, bisa jadi itu TBC. Dan menular pada orang lain di rumahnya," paparnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Enggar Ayu Saraswati, Rajin Sosialisasi TBC"
Posting Komentar