"Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda, tapi satu jua," cetus Nurul Fitria, cewek asal Nurul Fitria saat berada di Dusun Sumberdadi, Desa Pakel - Candipuro. Kekaguman akan semboyan itu berangkat dari adanya realita di desa Pakel, dimana keanekaragaman masyarakat desa, membuat suasana tetap rukun sentosa. Walaupun mereka memiliki keyakinan yang berbeda.
Pipit (panggilan akrabnya) mengakui, sebelumnya dia merasa masih asing dengan keanekaragaman. Contohnya adalah kebudayaan masyarakat sekitar tempat kelahirannya, di Madura sana. "Di sana mayoritas muslim," paparnya.
Sementara yang dia temui di Desa Paket, Kecamatan Candipuro, ternyata masyarakatnya yang terdiri dari berbagai agama, ras dan suku bisa menjalankan hidup dengan damai. Mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Malang ini bahkan tidak menemui adanya perbedaan yang mencolok.
Yang membuatnya kian kagum adalah rasa kebersaamaan di antara warga. Dengan adanya perdamaian seperti itu, dia menilai penduduk sangat cerdas. Rasa saling menghormati itu menyimbolkan jika penduduk sekitar sudah sangat paham dengan yang namanya pemahaman tentang nasionalisme.
Sebab dari pemahaman itulah yang tidak akan menyatukan Indonesia. Ketika orang paham nasionalisme, maka muncul paradigma pada benak pikirannya tentang persatuan dan kesatuan. Dimana, Indonesia sebagal negara republik dengan falsafahnya Pancasila, dihuni oleh berbagai suku, budaya dan agama yang berbeda. "Jika paham perbedaan Itu, maka orang tidak akan bertikai. Apalagi sampai saling menghilangkan nyawa," jelasnya.
Sebagai mahasiswi, Pipit melihat adanya penerapan yang sempurna akan falsafah bangsa Indonesia itu. Seperti saat ada salah satu warga sedang melaksanakan ibadah, mereka yang beragama lain akan menjaga keamanan. Begitu juga sebaliknya. Cewek kelahiran Madura, 21 tahun silam itu menambahkan, daerah lain seharusnya mencontoh desa Itu. "Jadi tidak ada ceritanya pertengkaran diantara para petugas," papar salah seorang mahasiswa Unmuh Malang yang sedang melakukan penelitian di desa tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Nurul Fitria, Takjub Kerukunan Warga Desa Pakel Candipuro"
Posting Komentar