Lumajang dikenal dengan Kota Pisang. Munculnya pisang Mas Kirana yang sekarang lagi naik daun, diharapkan tidak sampai 'membunuh' pisang Agung |
Pisang Mas Kirana memang sedang naik daun belakangan ini. Bahkan, pisang yang bentuknya imut dan legit-nya menggigit itu sudah menembus pasar ekspor.
Tapi jangan lupakan Pisang Agung yang sudah lebih dulu menjadi Ikon Kota Pisang ini. Bahwa Lumajang sebagai Kota Pisang sudah tidak terbantahkan lagi. Pemerintah Kabupaten Lumajang sudah lama mendeklarasikan diri. Mengambil ikon Kota Pisang di kota ini menghasilkan pisang Agung.
Pisang ini layak dilabeli ‘Agung’. Sebab, selain masuk jenis buah yang langka, pisang ini juga mempunyai bentuk yang unik yakni besar, panjang dan melengkung. Panjangnya bisa mencapai 33 cm hingga 40 centlmeter. Lingkarannya berada pada kisaran 19 centimeter.
Kelebihan yang paling menonjol dan banyak disuka masyarakat tentang pisang ini adalah daya tahannya yang luar biasa. Meskipun kulit berubah dari warna kuning ke warna hitam, namun buah ini tidaklah busuk. Masih sangai baik untuk dikonsumsi dan diolah menjadi ragam makanan.
Hadirnya Pisang Mas Kirana beberapa tahun belakangan ini suka atau tidak suka sedikit banyak menggerus Pisang Agung. Harga yang lebih baik di pasaran membuat sejumlah petani beralih ke pisang Agung.
Kondisi tersebut diakui oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, Paiman. Dia mengatakan, tantangan ke depan adalah bagaimana buah pisang yang saat ini sama-sama menjadi ikon Kota Lumajang tetap menjadi komoditas utama dan unggul di Lumajang. "Tantangan ke depan, bagaimana pisang Agung tidak ditinggal oleh petani, ungkapnya.
Dia menambahkan, pisang Agung adalah pisang olahan dan berbeda dengan pisang Mas Kirana yang biasanya langsung dikonsumsi. Untuk itu, dia opitimis dua komoditas tersebut sama-sama akan disuka oleh petani.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Lumajang, Buntaran Supriyadi. Dia mengatakan, jangan sampai Pisang Agung ditinggalkan oleh masyarakat karena pisang Mas Kirana sedang naik daun. "Keduanya, harus sama-sama bisa bersaing," ucapnya.
Pisang Agung, kata dia sudah menjadi ikon Kota Pisang ini. Pisang dengan mudah ditemui di lereng Gunung Semeru tersebut memang sangat disuka oleh masyarakat. Rasanya yang legit menjadi pembeda dengan pisang serupa yang coba dikembangkan di daerah lain.
Untuk Itu, dia meminta kepada dinas terkait untuk mengantisipasi hal tersebut. Petani pisang Mas Kirana dan Pisang Agung harus sama-sama mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. "Karena inl menjadi tanggung jawab kita," tegasnya.
Berbeda dengan Pisang Mas Kirana, Pisang Agung lebih mudah dijumpai di lapak-lapak pedagang. Pisang ini menjadi produk khas oleh-oleh Lumajang. Tengoklah di sepanjang pasar buah di Klakah dan Ranuyoso. Setiap hari, apalagi hari libur, banyak pembeli dari luar daerah yang mampir untuk membeli pisang tersebut. Bahkan, orang Lumajang sendiri tidak malu untuk membawa oleh-oleh jenis pisang ini jika bertamu ke luar kota.
0 Response to "Pisang Agungnya, Lek! Jangan Ditinggal"
Posting Komentar